9 Nov 2011

Sarkozy: Netanyahu Pembohong


PARIS – Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 yang berakhir Jumat lalu (4/11) menyisakan cerita. Konon, di sela pertemuan dua hari yang dihelat di Resor Cannes, Prancis, tersebut, Presiden Prancis Nicolas Sarkozy menyebut Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu sebagai pembohong. Kalimat itu terlontar saat Sarkozy berbincang dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama. Rasan-rasan tersebut memang terjadi sebelum pertemuan dimulai. Tapi, ketika itu para pemimpin negara yang menghadiri pertemuan tersebut sudah berkumpul di dalam ruangan dan memakai headset.

Karena bersifat tak resmi, para jurnalis Prancis yang mengaku mendengarnya pun memilih tak memberitakan. Menurut sejumlah jurnalis yang mendengar langsung perbincangan tersebut, Sarkozy dan Obama terlibat pembicaraan soal Netanyahu pada hari pertama KTT, yakni Kamis (3/11). Saat itu, keduanya sedang membahas Palestina-Israel. Melalui penerjemah, presiden ke-44 AS itu meminta bantuan Sarkozy agar membujuk Palestina menghentikan upayanya untuk mendapat pengakuan PBB. ’’Netanyahu, saya tak tahan dengan dia. Dia pembohong,’’ ujar Sarkozy kepada presiden keturunan Kenya tersebut.

Komentar pemimpin 56 tahun itu pun ditanggapi dengan jawaban yang terkesan emosional pula. ’’Anda muak dengannya (Netanyahu), sedangkan saya harus bekerja sama dengan dia setiap hari,’’ ujar Obama sebagaimana dipaparkan salah seorang penerjemah Prancis. Karena pertemuan belum resmi dimulai, para jurnalis diminta tak menyalakan tombol on pada headset. Saat itu, para jurnalis yang bisa berbahasa Prancis, termasuk reporter Associated Press, tak sengaja mendengar percakapan tersebut.

Namun, karena tradisi pers Prancis melarang jurnalis memberitakan hal-hal tak resmi atau yang bersifat pribadi, media Negeri Anggur itu tak memublikasikannya. Kemarin (8/11) situs Prancis Arret sur Images menyebarluaskan potongan-potongan pembicaraan Sarkozy dan Obama tersebut. Di situ tertulis bahwa Sarkozy menyebut Netanyahu pembohong. Sayangnya, kantor kepresidenan Prancis bungkam. Mereka memilih tak berkomentar soal rasan-rasan terhadap Netanyahu tersebut. Bahkan, Paris tak mau berkomentar soal hubungan Prancis dan Israel. Sejak menjabat kepala negara pada 2007, Sarkozy meningkatkan hubungan Prancis dengan Israel. Di sisi lain, dia mempertahankan hubungan baik de ngan negara-negara Arab. Namun, komentarnya di sela KTT G-20 itu menunjukkan bahwa Sarkozy mulai frustrasi atas pemerintahan Netanyahu yang bersikeras melanjutkan pemba ngunan permukiman Yahudi tapi menginginkan dialog damai. (AFP/AP/BBC/hep/c5/ami)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar