31 Okt 2011

807 Sekolah Rusak Parah


Ketersediaan Fasilitas Penunjang Pendidikan Juga Sangat Minim

BEKASI-Keberpihakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi yang dipimpin Bupati Sa’duddin asal PKS terhadap dunia pendidikan diwilayahnya patut dipertanyakan. Pasalnya, saat ini terdapat ratusan gedung sekolah yang kondisinya rusak berat dan rusak sedang. Kerusakan ini ironis, pasalnya Kabupaten Bekasi dikenal sebagai kabupaten cukup makmur dengan APBD 2011 mencapai Rp 1,7 triliun. Apalagi, di daerah itu terdapat ribuan industri dan pabrik dengan sumbangan pajak untuk PAD (pendapatan asli daerah) yang tidak sedikit. Di sana juga terdapat lokasi minyak bumi dan gas di Kecamatan Babelan yang sudah dieksploitasi guna memenuhi 56 persen suplay kebutuhan gas bagi warga Jabodetabek khususnya bagi warga DKI Jakarta. Akibat kerusakan parah ratusan gedung sekolah, membuat siswa dan guru mengaku tidak nyaman saat melakukan kegiatan proses belajar mengajar.

Apalagi, selain kondisi gedung sekolah yang rusak parah, berbagai fasilitas penunjang belajar di sekolah negeri di Kabupaten Bekasi juga minim. Seperti meja dan kursi kurang layak, fasilitas WC yang rusak serta perpustakaan yang belum tentu dimiliki sekolah. Data Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bekasi yang diperoleh INDOPOS, kerusakan parah gedung sekolah di seluruh Kabupaten Bekasi tercatat 807 lokasi. Dengan rincian, untuk gedung SD negeri sebanyak 702 gedung dari 1.049 gedung sekolah yang ada. Sedangkan untuk gedung SMP negeri yang rusak berat 105 gedung sekolah dari 360 gedung yang ada. ”Kerusakan gedung sekolah parah memang terbanyak untuk tingkat SD negeri,” terang Kepala Disdik Kabupaten Bekasi, Rusdi M Biomed kepada INDOPOS beberapa hari lalu. Sementara, kerusakan gedung sekolah kategori sedang di Kabupaten Bekasi saat ini terdata 430 bangunan. Dia juga mengakui, kerusakan sekolah SD negeri yang banyak dibangun pada 1980 itu belum pernah diperbaiki.

Walau begitu, dia mengklaim telah menyediakan anggaran perbaikan sekolah rusak parah selama 2011 sebesar Rp 78 miliar. Anggaran itu berasal dari Dana Percepatan Infrastuktur (DPI) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) pemerintah pusat. ’’Khusus DAK 2010 yang diserap selama 2011 Rp 14 miliar. Ditambah DAK 2011 Rp 48 miliar lagi,’’ ungkapnya juga. Pantauan INDOPOS, sejumlah SD negeri di Kabupaten Bekasi memang rusak parah. Seperti SD Negeri 01 Sukabudi di Kampung Bulak Temu, Kecamatan Sukawangi, Kabupaten Bekasi, salah satu ruang kelasnya tidak digunakan lagi. Pasalnya, atapnya kelas itu nyaris ambrol. Karena mengancam keselamatan siswa, maka kelas itu tidak digunakan. Jamaluddin, penjaga sekolah kepada INDOPOS mengatakan penyangga kayu pada kelas yang tidak digunakan itu sudah keropos. Alhasil, atap sekolah miring dan bergelombang.

Bukan hanya itu saja, dinding tembok beberapa kelas juga rusak. Begitu juga WC khusus siswa tidak bisa digunakan lantaran tidak ada akses air bersih. ”Jadi di sekolah dengan puluhan siswa ini hanya memiliki satu WC. Digunakan bergantian antara siswa dan guru,” ungkapnya juga. Ketidaklayakan juga terjadi pada meja dan kursi yang digunakan siswa untuk belajar. Seperti bangku untuk proses belajar sudah puluhan tahun tidak pernah diganti hingga kondisinya rusak parah. ”Siswa tetap menggunakan meja dan kursi itu lantaran belum dapat dari Pemkab Bekasi,” cetusnya. Kondisi tidak jauh berbeda juga dialami SD Negeri 02 Sukabudi yang letaknya tak jauh dari SD Negeri 01 Sukabudi. Sebenarnya, dua bangunan sekolah dasar ini sudah rusak parah tapi pada 2003 lalu dilakukan rehabilitasi. Perbaikan hanya difokuskan pada penguatan tembok.

Atap sekolah yang belum pernah diperbaiki kini miring dan bergelombang. Plafon-plafon juga mulai terlepas dan menghitam akibat tetesan air hujan karena beberapa ruang kelas di sana bocor. ’’Untung ruang kelas agak lebar, jadi siswa tinggal menggeser kursi dan bangku kalau bocor saat hujan. Memang menggangu proses siswa belajar,’’ papar Taufik Ibrahim, Kepala SD Negeri 02 Sukabudi kepada INDOPOS belum lama ini. Taufik juga menuturkan, belum berencana meminta perbaikan gedung sekolahnya yang rusak kepada Pemkab Bekasi. Lantaran, dia lebih mementingkan meminta kepada Disdik Kabupaten Bekasi melalui UPTD Pendidikan Kecamatan Sukawangi membangun perpustakaan di sekolahnya.

”Perpustakaan lebih penting,” ungkapnya. Kondisi terparah terjadi di SD Negeri 01 Karang Satria di Jalan Raya Satriamekar, Kecamatan Sukawangi. Dari tiga bagian bangunan yang ada di sekolah itu, dua ruang kelas tidak lagi terpakai lantaran atapnya terancam roboh. Karena tidak ada perbaikan, akhirnya pihak sekolah membongkar sendiri atap gedung itu demi menjaga keselamatan siswa. Kerusakan atap sekolah itu sudah dilaporkan. Akibat kekurangan kelas, membuat pihak sekolah membagi waktu belajar siswa dua shift. ”Belajar pagi dan siang karena kelas kurang. Kelas yang rusak sudah 3 tahun,’’ terang Marta Suhanda, Kepala SDN 01 Karang Satria.
sumber : Indopos

Tidak ada komentar:

Posting Komentar