Kalau keseleo atau mungkin tulang mengsol (bergeser) dari tempatnya, biasanya saya pergi ke Haji Nai’im di Cilandak. Setelah diurut-urut selama 15 menit biasanya sembuh. Kelemahannya adalah tidak ada obat bius/pengurang rasa sakit. Jadi kalau bukan tipe orang Indian yang bisa menahan rasa sakit, bisa-bisa orang yang diurut itu mengaduh-aduh dan suaranya memenuhi seluruh ruangan…:)
Tapi sebetulnya tidak terlalu sakit juga sih. Buktinya banyak ibu-ibu, nenek-nenek, dan kakek-kakek yang mengurut di situ. Yang teriak paling cuma 30% atau kurang. Tapi kalau anda termasuk orang yang “cemen”, tidak ada salahnya anda minum ponstan atau obat penghilang rasa sakit 1 jam sebelum diurut.
Selain itu juga untuk yang parah seperti patah tulang atau mengsol dan harus digips/diperban selama 3 hari, biasanya gatal luar biasa sehingga mertua saya sampai membuka perbannya dan memilih mengsol ketimbang harus menahan rasa gatal. Mungkin harus diberi balsem dulu sebelum diperban dan minum CTM barangkali agar rasa gatalnya hilang.
Banyak orang yang patah tulang/retak berobat ke sini. Jika dokter membetulkan tulang yang patah dengan mengoperasi membuka daging, kemudian membetulkan tulang, memberikan pen, kemudian menggips-nya. Haji Na’im membetulkan posisi tulang dari luar dengan cara mengurut-urut. Jika posisi sudah benar, baru menggips dan memberi perban.
Namun tempat Haji Na’im ini luar biasa ramai. Meski sudah meninggal dan diganti oleh anak-anaknya, tetap saja ramai dikunjungi orang. Biasanya ada 4 orang yang mengurut. Hari ini tanggal 28 September 2009 saya ke sana jam 8:00 pagi. Ternyata dapat nomor urut 39. Pas jam 9:00 sudah 50 orang lebih yang mengantri. Selain itu di ruangan sebelah ada banyak pasien yang menjalani rawat inap.
Bayaran suka rela. Mau bayar Rp 20 ribu boleh. Mau bayar rp 1 juta juga tidak ada yang melarang. Kalau diperban/digips, dikenakan biaya.
Setelah 5-15 menit diurut, alhamdulillah agak baikan. Cuma mungkin perlu waktu 3 hari penuh agar sembuh total.
Begitu terkenalnya sampai ada nama Jalan Haji Naim, Haji Naim 1, Haji Naim 2 di sekitar situ.
Ada juga pantangan makanan yang tidak boleh dimakan. Sengaja saya tulis di blog ini agar tidak lupa kalau catatannya hilang:
- Daging: Ayam & Kambing
- Ikan: Tongkol, Udang, dan Bandeng
- Buah: Durian, Pisang, Nanas, dan Nangka
- Minuman: Es dan Minuman Beralkohol
- Lain-lain: Telur asin, Super Mie, Indo Mie, dan sejenisnya
Alamat:
H. Na’im Jl. MPR III Dalam No. 24
Cilandak Barat – Jakarta Selatan
Setiap Hari buka – Jum’at Tutup
Jika masih sakit, kembali setelah 5 hari
Berikut pengalaman para Blogger tentang Haji Na’im:
Gue masih sedikit bengong. THAT”S IT ??? geez, he must be that good. I mean, diurut nya cuman sebentar, sakitnya sedikit (now I could say that, hehe), and bayaran nya juga sukarela gitu. Trus gue jalan tertatih2 kearah tempat duit and sempet dikomentarin sama mas2 penjaga pendaftaran nya, “jalannya biasa aja mbak” katanya sambil senyam senyum. Aaarrrgghhhhh !!!
Orang Jakarta yang pernah bermasalah dengan tulang-belulang dan persendian seperti keseleo, patah tulang, salah urat, dislokasi, pasti sudah mendengar atau pernah datang ke Haji Na’im.
gue kesana sekitar jam 9 malem, dengan harapan udah mulai sepi yang ngantri mo di urut. Tapi ternyata dugaan kita salah, jam segitu malah yang antri banyaaak bangeeet!!! akirnya kita gak jadi pijit di rumah Haji Na’im, pindah ke rumah (yang katanya) istrinya haji Na’im, sekitar 500m dari situ. nah kalo disitu gak terlalu ngantri.. mulai lah di pijet kakinya, prosesnya gak lama kira2 3 menit + 2 menit jerit2nya.. dulu gue juga pernah pijit di Haji Na’im, emang rasanya ampun-ampunan deh.. tapi gak lama terus sembuh, paling 3 hari deh kalo kesleo,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar